LEAHISM

What I see. What I hear. What I feel. What I do.

Welkom! Welcome! Selamat Datang!

Ik aanbiden deze blog in het Nederlands, Engels en Indonesisch. Ik hoop dat jij geniet ervan.

I serve this blog in Dutch, English, and Indonesian. I hope you enjoy it.

Aku menyuguhkan blog ini dalam Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Aku harap kamu menikmatinya.

Komen Orang Asing

Pekan ini sungguh aneh. Aku mendapatkan komen yang tidak disangka-sangka dari orang asing yang tidak aku kenal dan pertama kalinya aku melihat mereka...
Yang pertama adalah kemarin ketika aku membeli roti bakar bandung. Penjual yang sudah 11 tahun tinggal di Banyuwangi itu mengira kalau aku bukan orang Banyuwangi. Mungkin sulit untuk menebak asalku jika ditengarai dari logat bicaraku apalagi ketika aku tidak sedang berbahasa Osing (bahasa daerah Banyuwangi). Waktu itu aku berbahasa Jawa sehingga mungkin logat Banyuwangi yang identik medok dan kasar tidak muncul dari mulutku. Mas itu mengatakan bahwa cara bicaraku lebih halus dibandingkan orang Banyuwangi. Banyak juga orang terkecoh ketika aku berbahasa Indonesia. Orang akan mengira kalau aku anak Jakarta. Pfff... Dan akhirnya aku sering berkelakar bahwa hal ini disebabkan oleh kebiasaan terlalu banyak menonton sinetron di televisi (meskipun sebetulnya aku tidak suka melihat sinetron) ahahahahaha... Cara itu cukup efektif membuat martabatku jatuh tak kepalang. Namun aku pun tak perduli.
Sang penjual, lelaki berumur sekitar 20-an yang mengaku masih lajang, bertanya apakah aku sudah menikah. Aku pun menjawab belum. Bagai ditusuk cula badak mendengar pernyataannya, "Pantesan banyak jerawatnya. Pasti ingin menikah itu." Dan, aku pun hanya tersenyum. Orang ini rupanya mengamatiku, gumamku. Tak lengkap rasanya jika dia tidak bertanya tentang kegiatanku apakah aku bekerja. Dan aku pun bilang bahwa aku belum bekerja. Dengan enteng dia berkomentar, "Oh baru lulus sekolah kemarin kah?" Ahahaha.... Aku pun tertawa. Dengan berat hati aku mengatakan bahwa aku sudah lulus kuliah dan umurku sudah 24 tahun. Ihihihihi... Dari sekian banyak orang yang mengatakan bahwa aku bermuka keibuan (baca, muka lebih tua dari umurnya) si penjual ini malah berpendapat kontras. Ketika aku menceritakan hal ini kepada pacarku, dia malah menggodaku bahwa pasti penjualnya salah lihat dan perlu kacamata. Dia juga menambahkan bahwa pasti penerangan saat itu kurang pencahayaan. Sial... Yach, setidaknya masih ada orang yang berpendapat bahwa aku teenager.
Lalu bagaimanakah komentar yang kedua? Hal ini aku dapatkan hari ini. Siang ini aku membeli makan siang di luar karena malas memasak. Sejak kemarin sore orang rumah pulang kampung ke tempat asal kakak iparku di Mojokerto. Sudah lama aku tidak makan di Warung Mura di Jalan Mendut, belakang SMP I Banyuwangi. Ingin serundeng jagung (sebutan di Banyuwangi untuk tumisan jagung muda) pikirku. Motorpun aku parkir di mulut gang kecil di depan warung tersebut. Ketika selesai makan, aku ambil motor dan kemudian ada lelaki berumur sekitar 40-an yang memindahkan motornya karena sedikit menghalangi motorku yang waktu itu akan keluar dari mulut gang. Setelah selesai memindahkan motornya, bapak ini bertanya tanpa aba-aba, "Sampeyan (kamu) pelatih senam ya?" Terkejut, aku pun menjawab, "Tidak." Beliau pun berkata lagi, "Soalnya penampilan sampeyan seksi." Apa??? Dasar orang Indonesia! Kalau ngomong suka ceplas ceplos, pikirku. Aku pun bergumam, "Pekan ini aneh sekali." Setidaknya untukku.
Ngomong-ngomong, komentar hari ini tergelitik rasa tanya, "Emang pelatih senam seksi-seksi dan punya badan berisi ya?" Lalu, bagaimana beliau bisa berpendapat bahwa aku seperti pelatih senam? Seksi atas dasar apa ya? Padahal badanku kelebihan berat badan meskipun tidak obesitas. Jika ditanya apa pakaian yang aku kenakan, aku hanya mengenakan t-shirt, hot-pant dan sepatu balet. Pakaian standard. Dan bukan aku saja yang bergaya seperti itu, bukan?

No comments:

Post a Comment