Aku suka kata-kata yang ditulis Pak Habibie untuk almarhum istrinya tercinta. Beliau pun menulis seperti ini:
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.
Mereka mengira akulah kekasih yang terbaik untukmu sayang.
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
Kau ajarkan aku cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Aku pun tersenyum. Kugubah tulisan presiden ketiga Indonesia itu untuk diriku sendiri kepada kekasih hatiku...
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu lama jika kita bertemu lagi di bulan Agustus 2013 setelah terakhir kita bertemu di bulan yang sama tahun 2012 ini. Kita berencana untuk bertemu kembali di musim dingin ini, namun kita sepakat untuk menunda pertemuan kita itu untuk rumah yang akan kita beli di pertengahan tahun 2013 ini, dan untuk rencana pernikahan kita yang akan dilaksanakan paling cepat akhir 2013 nanti.
Kau mengira akulah kekasih yang terbaik untukmu, sayang. Tanpa kau sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Kau tetap menerimaku ketika aku berterus terang bahwa aku telah mencium lelaki lain tanpa sepengetahuanmu. Kau pun hanya bilang, "Aku ingin tau bagaimana perasaanmu kalau aku berbuat hal yang sama seperti itu kepadamu?"
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, dan kaupun tau bahwa aku gampang "jatuh suka". Tapi, kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia. Kau ajarkan aku cinta dengan cara sederhana, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini. Namun aku tau bahwa rasa cintamu kepadaku, lebih besar dari apa yang telah aku berikan kepadamu.
Kau telah memberikan aku segalanya, rasa percaya, komunikasi yang baik, kesabaran dan perhatian.
Kau pun telah mengajarkan aku segalanya, kejujuran, kesederhanaan, kesabaran, dan apa itu arti kesetiaan.
Dan kau pun juga telah mendidikku untuk menerimamu apa adanya meskipun dulu aku sulit untuk melakukannya, ketika kau menempatkan aku sebagai perempuan yang sempurna, meski ntah apapun yang aku punya, ntah rupa wajah tak mempesona dan tubuh tak bak biola.
Yogyakarta, 2012/12/11
15.05
No comments:
Post a Comment