LEAHISM

What I see. What I hear. What I feel. What I do.

Welkom! Welcome! Selamat Datang!

Ik aanbiden deze blog in het Nederlands, Engels en Indonesisch. Ik hoop dat jij geniet ervan.

I serve this blog in Dutch, English, and Indonesian. I hope you enjoy it.

Aku menyuguhkan blog ini dalam Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Aku harap kamu menikmatinya.

Mengapa Banyak Pria Suka 'Jajan'

Berbagai media menjadi pelampiasan seksual pria, salah satunya area prostitusi.
Kamis, 11 Maret 2010, 11:34 WIB

VIVAnews - Seolah telah menjadi kesepakatan sosial bahwa prostitusi adalah tempat para wanita pekerja seks komersial menjual jasanya kepada para lelaki 'hidung belang'. Wanita selalu ditempatkan sebagai penjual jasa, dan pria sebagai konsumen.

Pandangan yang sangat jamak itu dijelaskan Allan dan Barbara Pease dalam buku 'Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Maps'. Keduanya menulis bahwa seks menempati porsi terbesar dalam otak pria. Prostitusi merupakan satu dari sekian banyak model pelampiasan dorongan seksual pada pria.

Seperti dikutip dari laman ABCnews, sejumlah psikolog asal Inggris melakukan penelitian mengapa banyak pria cenderung tak berpikir panjang saat mendatangi sebuah tempat prostitusi. Sebagian responden mengatakan, "Bukan masalah besar, datang ke tempat itu sama seperti menenggak bir." Sebagian lagi berkata, "Karena isteri saya menolak berhubungan."

Dalam sebuah interview selama dua jam terhadap 103 pria berusia 18-70 tahun di London terungkap sejumlah alasan yang hampir seragam. Mayoritas responden menyadari bahwa tindakan mereka adalah keliru, tapi mereka sulit menghindar dari godaan.

Alasan terbesar mengapa mereka membeli kenikmatan seksual di tempat prostitusi adalah untuk melampiaskan hasrat seksual yang tak tertahankan.

Sebanyak 20 persen menyatakan tak mendapat kepuasan dalam hubungan intim dengan pasangan, dan 15 persen di antaranya menyatakan ingin mencari kenikmatan seksual tanpa terikat emosi dan komitmen. Hanya 3 persen yang menyatakan datang ke tempat prostitusi karena ketergantungan seks. (lia)

Sumber: VIVAnews



Jadi inget seseorang yang tanya seperti ini kepada pacarnya "Sayang, kalo kita menikah nanti, apakah aku masih boleh tetep "jajan" di luar?"
Siapa yach yang masih tetep menikah dengan pacar seperti itu? Dengan jelas dan gamblang pertanyaan semacam itu dilontarkan pula: kepada calon istrinya.

No comments:

Post a Comment