I Ain't A Smoker but It doesn't Mean I Don't Smoke

Ntah apa yang aku akan ambil di rumah kakak perempuanku. Aku lupa. Namun yang pasti mataku tertuju pada sebungkus rokok Djarum Super berwarna merah yang tergeletak di atas meja ruang tamu. Ah, rokok milik kakak iparku dan teman-teman mainnya pikirku. Dan akhirnya aku mengambilnya. Tak biasanya keinginan merokokku kambuh. Apa karena bungkus rokok yang berwarna merah itu? Ataukah diriku terkontamisasi oleh teman-teman baruku di Depok? ataukah aku memang sedang stress? Hehehe... semua masuk akal tapi aku tak ambil pusing.
Akhirnya hasrat untuk merokok pun kambuh ketika perutku mules pengen buang air besar ketika maen facebook. Dengan dalih melakukan penelitian "apa enaknya merokok di kamar mandi?", akupun merokok di kamar mandi untuk pertama kalinya. Jadi inget dua cowok di dalam kehidupanku yang sangat gila merokok. Namun ingat juga dengan pacarku sendiri yang tidak merokok. Bisa dibilang TIDAK BISA MEROKOK, padahal adik perempuannya merokok. Baru beberapa isepan, putung rokok dimatiin. "Ga enak." Akhirnya kembali ke kebiasaan yang ampek sekarang tidak bisa hilang "baca buku di kamar mandi".
Tapi apa yang terjadi? Sekarang, sedang internet-an di depan komputer, malah pengen merokok? hehehe.... Wah bisa ketagihan ini kalau diteruskan. Jadi inget salah satu temanku yang selalu gagal hamil tiap usia kandungan 3 bulan. Dan dia sudah hamil 4 kali selalu begitu. Dokter mengatakan bahwa suaminya temenku itu terlalu banyak ngerokok. Akhirnya sperma sang suami tidak kuat yang berakibat tidak sehatnya kondisi janin si jabang bayi. Mungkin jika tidak karena cerita temenku yang gagal hamil, pasti aku akan merokok sekarang.
Di dalam Leahism, merokok boleh tapi kalau sudah mendekati ambang ketagihan, aku ga' mau. Dan aku merasa aku akan ketagihan jika aku melakukannya sekarang. Jadi aku tak mau merokok. Aku tak ingin menuruti keinginan sesaat itu yang akhirnya akan menjadi bumerang untukku kelak.

Aku mau merokok jika aku pengen bukan karena rasa ketagihan.