LEAHISM

What I see. What I hear. What I feel. What I do.

Welkom! Welcome! Selamat Datang!

Ik aanbiden deze blog in het Nederlands, Engels en Indonesisch. Ik hoop dat jij geniet ervan.

I serve this blog in Dutch, English, and Indonesian. I hope you enjoy it.

Aku menyuguhkan blog ini dalam Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Aku harap kamu menikmatinya.

Memasak Pancake



"Ketika seseorang selalu tergantung dengan membaca resep masakan dan mengikutinya, maka dia tidak akan mempunyai sense atau insting bila rasa atau tekstur masakannya itu sudah sesuai atau belum."
-Leahism-

Kemarin, Yvonne dan aku memutuskan untuk makan siang dengan "pannenkoeken" atau dengan "crêpe" kata orang Perancis bilang, atau kita sih menyebutnya serabi hehehehe... Seperti biasa, Yvonne yang memasak. Yvonne terbiasa memasak dengan melihat resep. Beliau akan mengikuti resep sedetail-detailnya, bahkan untuk takaran dan durasi memasak. Oke! Adonan sudah dibuat. Dia bilang sudah selesai dan siap untuk dimasak. Aku bergumam dalam diriku sendiri, "Yakin?" Karena aku melihat si adonan itu terlalu kental dan tidak bisa berguling guling kesana kemari hohoho... Karena Yvonne sudah bilang "Het is goed" maka aku tak sampai hati untuk bilang bahwa adonannya tidak terlalu cair. Jadi, aku membiarkan saja. Mungkin memang seperti itu yang diinginkan oleh Yvonne.

Dan beberapa menit kemudian. "Uh-oh, adonannya terlalu kental. Jadi dia menumpuk di tengah." Hahahaha... Si serabi jadi gembul, dan menurutku seperti UVO. Beliaupun tetap memasaknya dan menaruhnya di piring ketika menurutnya si crêpe itu sudah matang.
Aku pun siap-siap memakannya. Dan Eng ing eng... Si pancake masih mentah di dalam dan tentu tidak enak dimakan. Jadi kita pun membuangnya. Langkah selanjutnya adalah menambahkan susu cair ke dalam adonannya. Dan lagi, karena tante Yvonne terbiasa dengan resep masakan, beliau yang ramah ini pun ragu-ragu untuk menambahkan si air putih tersebut. Takut adonannya masih terlalu kental atau malah terlalu cair. Akhirnya, aku yang menuangkan susu tersebut ke dalam adonan. Untuk menenangkan dan memantabkan hatinya, aku pun bilang, "Het is goed nu!"

Ending cerita, kita pun makan si serabi dengan riang gembira di kebun belakang rumah dengan sang mentari yang lumayan bersinar dengan cerahnya.

No comments:

Post a Comment